10/04/2019
KPK feat Pak Bambang, ayahanda alm. Raprika Bangkit

Pada Jumat (4/10) malam, akhirnya sebuah perhelatan seni terbesar di kota hati beriman, Salatiga How Art You (SHAY) III 2019 resmi dibuka. Namun, acara pada malam yang berangin ini punya atmosfer yang berbeda dibandingkan acara serupa sebelumnya. Yap,  SHAY III kali ini mengadakan tribut spesial untuk seniman besar Salatiga, Raprika Bangkit.

Acara dibuka dengan sambutan yang disambung dengan penampilan tari Gambyong dan tari Taruna yang menawan. Kemudian, dilanjutkanlah dengan pertunjukan teater dari Sarang Semut Geni yang menceritakan tentang carut marutnya kondisi perpolitikan yang tengah terjadi di nusantara dengan gayanya yang jenaka.

Trio Wills, Bapers


Berikutnya, komunitas Bass Players Salatiga (Bapers) mendapatkan kesempatan untuk berunjuk gigi. Kali ini Trio Will's dengan formasi lengkapnya berhasil melahirkan sorak sorai para penonton di halaman Rumah Dinas Walikota. Mereka membawakan satu lagu cover dari Marcus Miller dan dua lagu dari album kompilasi mereka yang rilis pada 14 September lalu.

Tak mau kalah, Serikat Gitaris Salatiga (Segitiga) juga berhasil menarik perhatian ratusan penonton. Pada malam itu, Segitiga mewakilkan dua formasi andalannya. Oni dkk mendapatkan giliran pertama dan menampilkan musik blues rock instrumental yang berkelas. Coco Cleo nya Oni juga ditampilkan dengan maksimal. Formasi kedua, diperdengarkan suara lantang dari Andika Luthfianto pada dua buah lagu. Lewat Semut Hitam, disuguhkan aransemen rock + salsa serta permainan gitar yang “epik”oleh Bhayu Sapoetra.

Bhayu Saputra bersama Segitiga

Kemudian, tibalah pada acara yang bernuansa sendu nan khusyuk pada malam itu. Di panggung, telah bertempat sebuah foto almarhum beserta sebuah cello, sape dan gitar akustik miliknya. Sebuah lagu instrumental yang mana adalah karya terakhir “Mas Apri” diperdengarkan. Musik dengan komposisi modern etnis, ditambah dengan tarian treatrikal pun dengan sukses menyihir penonton untuk menaruh simpatinya.

Belum berakhir di situ, sebuah video yang memperlihatkan kehidupan seniman Salatiga ini dipertontonkan. Lalu, dimulailah sesi diskusi dalam rangka memperkenalkan sosok almarhum kepada para penonton. Telah hadir Fandi, Bram, Pak Wo yang adalah teman-teman dekat Mas Apri. Tak lupa sang ayahanda, Bambang melengkapi sesi berbagi cerita tentang Raprika Bangkit.

Pemutaran video memoriam alm. Raprika Bangkit


Diceritakan, sewaktu hidup, ia adalah orang  yang memiliki sifat ngemong, bertanggungjawab serta selalu sabar dalam mengajarkan musik ke semua orang. Talenta musiknya yg ia miliki lantas tak membuat ia sombong dan tetap menganggap semua orang sama dalam belajar sesuatu. Semangat yang telah ia tularkan pun tetap membara pada murid-muridnya serta para seniman lain di Salatiga.

Setelahnya, kebiruan malam itu digantikan dengan keceriaan penampilan Keroncong Pemuda Kekinian (KPK), salah satu grup tempat almarhum berkarya. KPK,kompak dengan kaos merah hatinya, mengembalikan gelak tawa para penonton dengan lagu Ya Mustofa nya. Pada dua lagu berikutnya, kehadiran ayahanda turut “melengkapi” formasi KPK. Sebelum dilanjut pada pertunjukan wayang Sandosa, sebagai penutup, lagu Suket Teki dimainkan. Dengan kompak, penonton juga ikut menyayikan lagu tersebut yang membuat malam berangin itu menjadi hangat.  

0 komentar:

Posting Komentar